Minggu, 02 Juni 2013



Future Story

MESKIPUN DI KOTA TEMPAT ITU TETAP KAMPUNG HALAMANKU

Aku tidak pernah merantau seperti kebanyakan teman kuliahku saat ini. Mereka rata-rata dari luar kota atau luar jawa. Dan pasti mampu mengenang banyak tentang kampung halaman tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Walaupun aku tetap tinggal dikotaku hingga saat ini, di kampungku tepatnya di Jalan Ngindeng VI G No: 11 itu aku tetap bisa mengenang masa kecilku yang indah bersama teman-teman sebayaku satu kampung dulu. Kampungku adalah kampung kecil dipinggir kota yang masyarakatnya sederhana. Walaupun tinggal di kota pada jaman aku masih kecil, aku dan teman-teman tidak pernah melupakan permainan tradisional yang setiap malam minggu kita mainkan bersama-sama di kampung kecilku, seperti gobak sodor, lompat tali, petak umpet dan masih banyak lagi sehingga membuat kampungku menjadi ramai sekali oleh permainan kami. Walaupun tinggal di kota aku dan tetangga-tetanggaku tidak pernah bermusuhan, kita semua sudah seperti saudara. kita tak kalah dengan orang yang hidup di desa, kebersamaan kami membuat kampung kami hampir tidak pernah bermasalah.
Pada perayaan HUT RI kampungku selalu mengadakan lomba yang diikuti oleh semua kalangan. Mulai dari anak-anak, ibu-ibu, hingga bapak-bapak, dan untuk remajanya ditugaskan sebagai karang taruna yang mengadakan lomba. Moment ini tidak pernah terlewatkan, terlebih antusias warga mengikuti acara ini membuat kampung kami semakin ramai dan  menyenangkan ketika melaksanakan jadwal lomba. Aku paling senang dengan lomba kelereng. Karna aku selalu menang jika mengikuti lomba tersebut hehehe... pada malam tirakatan kami satu kampung selalu mengadakan makan bersama yang disertai pembagian hadiah dan panggung kecil untuk hiburan, sungguh menyenangkan terlebih warga sangat semangat bergotong royong memperbagus kampung sebelumnya, kampung jadi bersih dan meriah dengan aksesoris merah putih yang terbuat dari air mineral plastik bekas yang berbentuk gelas. Sungguh moment seperti itu tidak pernah terlupakan.
Walaupun kami di kota, kampung kami hanya kampung sederhana. tidak kampung yang berisi rumah gedongan yang terdiri dari beberapa lantai. Rumah-rumah di kampungku biasa saja dan tidak terdiri dari banyak lantai, meskipun beberapa ada. Namun kebersamaan kami yang terpenting, mungkin jika aku lahir dari keluarga kaya yang rumahku terdiri dari beberapa lantai begitu juga lingkunganku mungkin aku tidak akan merasakan kebahagiaan bersama tetangga-tetanggaku sekarang.
Aku juga ingat ketika bulan puasa. Di kampungku selalu ramai terlebih seusai tarawih, anak-anak kecil menyalakan petasan sehingga dimarahi oleh orang tuanya karna mengganggu orang yang sedang melakukan tadarus, sungguh sangat lucu kejadian itu. Dan waktu hari raya satu kampungku keluar untuk saling meminta maaf, itu salah satu moment kebanggaanku juga karna aku melihat kebersamaan dan tradisi ini hingga saat ini tidak pernah hilang, walaupun setiap tahun ada saja yang pindah namun tak lama datang tetangga baru yang tidak kalah menyenangkan.
Disini kampungku, sampai kapanpun tetap kan jadi kampung halamanku yang menyenangkan. Karna kampungku adalah salah satu saksi bisu suatu kebahagiaan yang mungkin tidak bisa tergambarkan oleh kata-kata. Meskipun di kota tempat itu tetap kampung halamanku J . Silfi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar