Future Story
MESKIPUN
DI KOTA TEMPAT ITU TETAP KAMPUNG HALAMANKU
Aku tidak pernah
merantau seperti kebanyakan teman kuliahku saat ini. Mereka rata-rata dari luar
kota atau luar jawa. Dan pasti mampu mengenang banyak tentang kampung halaman
tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Walaupun aku tetap tinggal dikotaku
hingga saat ini, di kampungku tepatnya di Jalan Ngindeng VI G No: 11 itu aku
tetap bisa mengenang masa kecilku yang indah bersama teman-teman sebayaku satu
kampung dulu. Kampungku adalah kampung kecil dipinggir kota yang masyarakatnya
sederhana. Walaupun tinggal di kota pada jaman aku masih kecil, aku dan
teman-teman tidak pernah melupakan permainan tradisional yang setiap malam
minggu kita mainkan bersama-sama di kampung kecilku, seperti gobak sodor,
lompat tali, petak umpet dan masih banyak lagi sehingga membuat kampungku
menjadi ramai sekali oleh permainan kami. Walaupun tinggal di kota aku dan tetangga-tetanggaku
tidak pernah bermusuhan, kita semua sudah seperti saudara. kita tak kalah
dengan orang yang hidup di desa, kebersamaan kami membuat kampung kami hampir tidak
pernah bermasalah.
Pada perayaan HUT
RI kampungku selalu mengadakan lomba yang diikuti oleh semua kalangan. Mulai
dari anak-anak, ibu-ibu, hingga bapak-bapak, dan untuk remajanya ditugaskan
sebagai karang taruna yang mengadakan lomba. Moment ini tidak pernah
terlewatkan, terlebih antusias warga mengikuti acara ini membuat kampung kami
semakin ramai dan menyenangkan ketika
melaksanakan jadwal lomba. Aku paling senang dengan lomba kelereng. Karna aku
selalu menang jika mengikuti lomba tersebut hehehe...
pada malam tirakatan kami satu kampung selalu mengadakan makan bersama yang
disertai pembagian hadiah dan panggung kecil untuk hiburan, sungguh
menyenangkan terlebih warga sangat semangat bergotong royong memperbagus
kampung sebelumnya, kampung jadi bersih dan meriah dengan aksesoris merah putih
yang terbuat dari air mineral plastik bekas yang berbentuk gelas. Sungguh moment
seperti itu tidak pernah terlupakan.
Walaupun kami di
kota, kampung kami hanya kampung sederhana. tidak kampung yang berisi rumah
gedongan yang terdiri dari beberapa lantai. Rumah-rumah di kampungku biasa saja
dan tidak terdiri dari banyak lantai, meskipun beberapa ada. Namun kebersamaan
kami yang terpenting, mungkin jika aku lahir dari keluarga kaya yang rumahku
terdiri dari beberapa lantai begitu juga lingkunganku mungkin aku tidak akan
merasakan kebahagiaan bersama tetangga-tetanggaku sekarang.
Aku juga ingat
ketika bulan puasa. Di kampungku selalu ramai terlebih seusai tarawih,
anak-anak kecil menyalakan petasan sehingga dimarahi oleh orang tuanya karna
mengganggu orang yang sedang melakukan tadarus, sungguh sangat lucu kejadian
itu. Dan waktu hari raya satu kampungku keluar untuk saling meminta maaf, itu
salah satu moment kebanggaanku juga karna aku melihat kebersamaan dan tradisi
ini hingga saat ini tidak pernah hilang, walaupun setiap tahun ada saja yang
pindah namun tak lama datang tetangga baru yang tidak kalah menyenangkan.
Disini kampungku,
sampai kapanpun tetap kan jadi kampung halamanku yang menyenangkan. Karna
kampungku adalah salah satu saksi bisu suatu kebahagiaan yang mungkin tidak
bisa tergambarkan oleh kata-kata. Meskipun di kota tempat itu tetap kampung
halamanku J . Silfi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar